Satu hari bersama Manado
Perjalanan saya ke pulau Sulawesi adalah baru pertama kali. Rasa penasaran dengan pulau ini sangat besar dan kebetulan saya berlabuh ke Kota Manado. Perjalanan ini sebenarnya bukan liburan biasa namun adanya tuntutan tugas dari kantor yang mengharuskan saya, Mbak Bunga dan Mbak Rika ke Kota Manado. Pada kesempatan kali ini tentu saya tidak menceritakan tentang tugas saya namun saya akan berceloteh dimana di sela – sela beban pekerjaan sebenarnya kita bisa menikmatinya sebagai liburan. Saya tidak katakan ini benar namun saya hanya mencoba menikmati semua pekerjaan saya dengan menganggap semua pekerjaan bisa menciptakan kondisi seakan – akan itu liburan. Maka kalimat saya sebelum membuka cerita saya “bekerja untuk berlibur dan berlibur untuk bekerja”. Selamat menikmati
Sabtu pagi 8 agustus 2015 diantara keramaian Pasar Bersehati/Calaca adalah check poin pertama jika kita ingin menuju bunaken. Pasar calaca ternyata yang juga dapat dikatakan salah satu pelabuhan di manado dan ketika kami sampai disana suasana sudah ramai orang berdagang. Tujuan pagi hari ini adalah pulau bunaken yang tentu sudah terkenal dengan laut, terumbu karang dan wisata air yang menarik para wisatawan lokal dan asing untuk berkunjung kesana. Di salah satu ujung dermaga sudah menunggu monong dan ferdi dengan sebuah speedboat yang menjadi alat transportasi ke bunaken. Speedboat ini kami sewa dari Daeng yang infonya kami dapat dari internet dengan harga Rp.1.400.000 per kapal. Rinciannya dari jumlah biaya segitu adalah sewa kapal Rp. 600.000, Alat snorkeling lengkap Rp. 450.000 (per orang Rp. 150.000) dan sewa kamera underwater 350.000. Dari Manado menuju ke Bunaken di tempuh dalam waktu kurang lebih selama 45 menit.
Pada saat perjalanan menuju ke bunaken ternyata kondisi laut bunaken lumayan berangin dan tentunya hal ini berdampak dengan speedboat kami seakan – akan sedang menari di laut. Tiba di Bunaken kami langsung mempersiapkan diri dengan menganti baju dan mengambil perlengkapan snorkeling dan camera underwater. Hal menarik buat saya adalah ternyata ikan sangat suka kue mari, hal ini saya ketahui dari saran ibu pemilik alat snorkeling yang katanya kalo mau ikan datang harus dikasih makan dan saya pun termakan iklan tersebut dengan membeli kue mari seharga Rp. 25.000 yang berisi 6 bungkus kue mari.
Perjalanan kami dilanjutkan dengan ke spot snorkeling bunaken barat. Pengalaman pertama kali buat saya untuk melakukan kegiatan snorkeling dan tentunya saya memberanikan diri untuk berenang dilautan. Informasi pentingnya saya tidak bias berenang dan akhirnya saya dipinjami pelampung dari guide. Pengalaman yang menarik ketika kita dapat melihat kehidupan biota laut dari dekat dan kebenaran atas apa yang dikatakan orang bahwa laut Indonesia itu indah sudah terbukti bagi saya. Hampir 1 jam saya berenang dialutan hanya untuk melihat kehidupan para ikan dan terumbu karangnya dan kami harus pindah spot menuju bunaken timur. Bunaken timur menurut saya pribadi keadaan terumbu karangnya lebih indah dan terawat daripada bunaken barat. Perbedaan ini mungkin dikarenakan bunaken timur keadaan lautnya agak lebih dalam dan ada kebijakan dari taman nasional untuk tidak menginjak karang dan hal ini tidak terlihat pada bunaken barat yang seakan sudah terlanjur “rusak” oleh wisatawan. Namun terlepas dari kerusakan tersebut saya pikir keindahan laut bunaken tetap menyajikan keindahan alam yang penting dan harus dilestarikan untuk cucu kita di masa depan. Tepat jam 10 kami putuskan harus kembali ke menado karena rencana kami untuk hari ini tidak berhenti di manado namun ada rencan ke Kota Tomohon. Tepat pukul 11.00 kami sudah tiba di manado dan bersiap diri untuk ke destinasi selanjutnya.
Kota Tomohon adalah salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Sebelum tahun 2003 merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Minahasa. Tomohon berjarak sekitar satu jam perjalanan darat dari Kota Manado. Jalan menuju Tomohon berliku dan melewati perbukitan. Hamparan hutan dan pohon cengkeh menjadi pemandangan sepanjang jalan. Kami menuju kota ini menggunakan mobil yang di sewa dengan biaya Rp. 500.000 untuk 12 jam. Destinasi pertama kami adalah danau linuw dimana danau yang berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat kota dan terletak di Kelurahan Lahendong, Kecamatan Tomohon Selatan dengan biaya masuk Rp. 5.000per orang. Danau Linow mudah ditemukan karena akses menuju sana melewati jalan utama yang menghubungkan Tomohon dan Kawangkoan di Kabupaten Minahasa. Dari Tomohon ke Kawangkoan, Danau Linow terletak di sisi kiri jalan. Danau yang terkenal dengan airnya bisa berubah-ubah warna menjadi tiga warna ini menurut saya dipengaruhi dengan kandungan belerang, alga dan panas bumi yang terkandung didalamnya. Ketika melihat danau ini saya teringat dengan telaga warna di dieng yang juga memiliki kandungan belerang, alga dan panas bumi yang mengakibatkan warna airnya bias berubah. kami berada di danau ini sekitar 45 menit dan aktivitas yang dilakukan hanya foto untuk mengabadikan keindahan alamnya.
Selepas dari Danau Linow kami ke Pasar Beriman Tomohon yang terkenal dengan daging yang (tidak) biasa dijual dipasar lain yaitu di bagian lapak “pasar ekstrim” didalam pasar tersebut. Hewan yang dijual dipasar ini cukup”beragam” yaitu daging babi, daging anjing, daging kucing, daging ular pyton, daging tikus dan daging kalong. Kesan saya melihat pasar ini sebenarnya biasa saja ketika saya masuk ke pasar biasa dengan lapak daging hanya perbedaanya dagingnya saja tidak biasa. Kota Tomohon juga dikenal dengan kota seribu bunga maka kami putuskan dari Pasar Tomohon kami harus melihat kebun – kebun bunga di kota ini. Kebun Bunga yang kami lewati cukup beragam dan kami memutuskan berhenti sebentar ke salah satu kebun bunga, namun sayangnya karena kantor yang mengelolah kebun tersebut tutup dan saya tidak sempat bertanya jenis bunga apa yang ditanam.
Destinasi terakhir saya di kota tomohon adalah Bukit Temboan dimana kita bisa melihat danau Tendano, Gunung Mahawu dan samar – samar Kota Manado pun terlihat. Kegiatan kami disini hanya dihabiskan dengan foto – foto landscape karena hari sudah mulai gelap dan perjalanan kami berakhir di bukit indah ini. Kami harus kembali ke menado untuk beristirahat karena esok hari kami akan kembali ke Jakarta. Perjalanan saya kali ini sungguh berkesan dimana Indonesia tidak ada habis – habisnya memberikan keindahan alamnya untuk kita nikmati maka seyogyanya keindahan alam itu harus kita jaga untuk anak cucu kita di masa depan.