Air terjun Parangloe adalah air terjun yang terletak di kecamatan Parangloe kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Air terjun Parangloe, juga sering disebut oleh masyarakat setempat dengan nama air terjun Bantimurung 2. Menurut beberapa pecinta tempat wisata air terjun, Parangloe adalah air terjun paling indah, karena struktur bebatuan yang terdapat di sana sangat tersusun rapi dan menjulang tinggi, dan bertingkat. Air terjun Parangloe, juga memiliki nuansa mistis yang sangat kental, karena banyaknya pengunjung yang meninggal di tempat ini, akibat terjatuh dan terseret arus air. Dan, kawasan air terjun Parangloe juga masih alami dikarenakan belum banyaknya wisatawan, yang tahu tempat ini, itulah sekilas yang saya ketahui mengenai profil air terjun Parangloe atau air terjun Bantimurung 2.
Awal perjalan pertama saya ke air terjun Parangloe dimulai ketika saya dan teman-teman sedang berkumpul di rumah salah satu teman saya yang bernama Iqrima, dalam rangka acara rujak mangga. Sambil makan rujak kami asyik bercerita tentang tempat-tempat wisata yang ada di kabupaten Gowa ini, dan di tengah perbincangan ada salah satu teman saya yang mengusulkan untuk pergi ke air terjun Parangloe, pertama kali kami mendengarkan usulan itu kami sempat tidak setuju untuk ke sana, karena jarak yang cukup jauh dan lokasinya yang cukup berbahaya, tetapi saya beserta teman yang lain setuju dan penasaran, akhirnya kami semua sepakat untuk menuju air terjun tersebut.
Perjalanan kami mulai, menggunakan sepeda motor yang berjumlah 5 (lima) dan saling berboncengan, kamipun menempuh perjalanan selama satu setengah jam, melewati jalan poros Malino. Sesampai di depan kantor Inhutani, kami pun melanjutkan perjalanan masuk di kawasan Inhutani menggunakan sepeda motor dengan jarak sekitar 200 meter, namun berhubung ada jalan yang belum bisa dilewati kendaraan akhirnya kami memarkirkan motor dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sepanjang 2 (dua) kilometer. Kami mulai mendaki dengan memotong jalur dengan mendaki sedikit bukit agar cepat sampai di air terjun.
Di tengah perjalan, kami bertemu dengan anggota PMR SMA 1 Parangloe, yang sedang melakukan pendiksaran kepada anggota barunya di kawasan hutan dan air terjun Parangloe, berhubung ada salah satu teman kami yang terluka kakinya akibat jatuh dari motor saat memasuki kawasan Inhutani, kami meminta tolong untuk mengobati teman kami dan bisa mengantar kami masuk ke dalam kawasan air terjun, karena hanya satu teman kami yang pernah datang ke air terjun tersebut, tak lama kemudian akhirnya kami sampai di depan papan peringatan yang menghimbau kami agar berhati-hati di dekat air terjun karena adanya air bah.
Kami pun mulai turun di dasar air terjun dengan hati-hati, karena jalan yang cukup miring dan terjal. Dan, akhirnya kami pun sampai di dasar air terjun, dan saya pun takjub melihat keindahan air terjun Parangloe, karena susunan batu yang begitu rapi dan menjulang tinggi. Kami pun mulai mengabadikan air terjun tersebut, dan berfoto-foto di pinggir air terjun, dan beberapa teman juga ada yang menyempatkan mandi dan berenang di bawah air terjun.
Karena cuaca yang sangat terik, dan panas serta ketersediaan air minum yang kami bawa dari rumah sudah habis, terpaksa kami mengambil air dari kolam-kolam yang terletak di pinggiran air terjun, untuk kami minum bersama dan untungnya air tersebut sangat jernih. Setelah itu kami menghabiskan waktu dengan berfoto-foto dan bermain di pinggir kolam air terjun.
Ketika teman-teman saya asyik berfoto dan bermain saya menyempatkan bertanya kepada salah satu warga setempat, yang kebetulan ada di sekitaran air terjun tersebut. Sebab dan akibat banyaknya korban jiwa di air terjun ini, beliau pun mengatakan bahwa faktornya adalah karena banyaknya bebatuan yang sangat licin, dan pengunjung yang kurang hati-hati pada saat di atas tingkat 2 (dua) atau 3 (tiga) di air terjun tersebut, dan beliau juga bercerita bahwa dulunya air terjun ini adalah sebuah perkampungan, namun akibat terjadi bencana longsor akhirnya berubah menjadi air terjun yg dipenuhi dengan bebatuan yang cukup besar. Dan, beliau juga mengatakan bahwa ada sosok hantu wanita dan sosok hantu tinggi besar di tingkat 2 (dua) air terjun tersebut yang biasa mengganggu pengunjung, dan mengakibatkan kecelakaan. Dan, setelah saya puas bertanya dan mendengarkan jawaban dari bapak tersebut saya pun memanggil semua teman-teman saya untuk kembali pulang, karena hari yang sudah sore.
Sekian cerita perjalan pertama saya di air terjun Parangloe
Pesan saya bagi teman-teman yang ingin berkunjung ke air terjun tersebut agar selalu berhati-hati dan selalu memperhatikan kondisi air.