Kali ini, bersama motor trail saya ingin memenangkan hati gunung Bromo. Dengan keterbatasan ketrampilan saya mengendarai motor trail, saya mengira, tantangan tersulit untuk ditaklukkan oleh roda trail adalah bebatuan terjal.
Menginjakkan kaki di dataran tinggi bumi ini, menghirup udara segar di ketinggian alam, memampukan setiap manusia merasa semakin dekat dengan Sang Pecinta Alam Semesta. Perjuangan yang tidak mudah akan saya lakukan untuk sampai pada keindahan Maha Dahsyat karya Sang Maestro bumi ini. Kali ini, bersama motor trail saya ingin memenangkan hati gunung Bromo. Dengan keterbatasan ketrampilan saya mengendarai motor trail, saya mengira, tantangan tersulit untuk ditaklukkan oleh roda trail adalah bebatuan terjal. Saya pun mengira kesulitan lain akan saya hadapi ketika saya harus menuruni daratan curam, atau jalan setapak yang menukik tinggi.
Strategi khusus sudah saya persiapkan untuk mengatasi kesulitan yang saya bayangkan sebelumnya. Dan saya berhasil melewati jalan berkelok, bebatuan berbahaya, dataran curam dan terjal, jalan setapak yang menukik tinggi, semua berhasil saya taklukkan. Yes! Asal tidak jatuh, itu sudah keren untuk seorang pemula. Sampailah saya di hamparan pasir. Hamparan pasir yang sangat indah. Pasir yang lembut saat disentuh, makin indah ketika angin menerpanya menjadi beraneka macam tekstur menawan. Aroma belerang khas pegunungan sampai di hidung saya bersama angin segar yang menyapa tubuh saya. Itulah hamparan Pasir Berbisik yang sangat menawan. Ah, saya bersyukur karena saya pikir sebentar lagi saya akan lebih dekat dengan Bromo, dan perjalanan pasti lebih mudah karena semua jalan sulit sudah saya lewati.
Ternyata semua di luar dugaan saya. Pasir Berbisik sangat sulit untuk saya taklukkan. Lengan saya terasa sangat kelelahan mengendalikan trail karena roda depan trail yang mulai dipermainkan oleh ketebalan pasir berbisik yang tidak rata. Saya mencoba banyak strategi untuk menaklukkan hati Pasir Berbisik. Kali ini, saya bersiap melaju dengan kecepatan tinggi, dan saya akan menjaga roda depan motor trail tetap lurus dengan stabil. Saya pun mulai meningkatkan nyali dan berlari lebih kencang bersama motor trail. Saya gagal! Lembutnya Pasir Berbisik berhasil membanting tubuh saya dari atas motor trail. Begitu berkali-kali terjadi. Ah, saya tidak pernah menduga. Bukan batuan terjal, bukan dataran yang curam atau tinggi menukik, bukan jalan setapak yang sulit saya taklukkan. Tetapi memenangkan hati Pasir Berbisik ternyata tidak mudah karena di balik kelembutannya ia menyimpan kekuatan yang luar biasa. Semakin saya berambisi menaklukkannya, semakin saya terbanting lebih keras.
Inilah kehidupan:
kadang manusia merasa sukses jika mampu mengatasi tantangan yang tampaknya besar,
padahal hal-hal sederhana yang kadang terabaikan
juga mampu memberi makna berharga dalam hidup.
Pasir Berbisik, mengajarkan manusia untuk menghargai hal-hal sederhana di sekitar kita.