Tanggal 23 Mei 2015, aku berencana ikut teman-teman Backpacker camping di Telaga Dringo Dieng, namun ini adalah hari terakhirku bersama teman kerjaku, dia akan pulang kerumahnya dan nggak kembali kerja disini, aku dan dia telah merencanakan jalan-jalan ke Dieng Minggu depan tapi ternyata dia harus pulang secepatnya jadi kami memutuskan untuk mengajukannya menjadi tanggal 24 Mei.
Persiapan yang kami lakukan begitu mendadak, membawa tas daypack yang kami isi dengan baju ganti, sleeping bag, snack yang kami beli di supermarket dan obat-obatan. Sebenarnya aku belum pernah ke Dieng, ini adalah pertama kalinya aku kesana, aku nggak tau adakah angkutan umum menuju tempat yang akan kami kunjungi atau tidak. “NEKAT” satu kata yang pas buat perjalanku kali ini, aku dan temanku, Azizah menaiki bus menuju Terminal Penggaron, dari sana kami naik TransSemarang menuju Ungaran, setelah tiba di Ungaran. Aku mencoba mencari tahu angkutan apa yang harus kami naiki untuk menuju ke Wonosobo. “Ah, I got it” kami harus naik bus jurusan Purwakarta. Kami membayar tiket bus sebesar Rp. 37.000 perorang. Aku begitu menikmati pemandangan dari dalam bus, dari dalam kaca aku dapat melihat gagahnya gunung Sindoro dan Sumbing. Setelah tiga jam berada dalam bus akhirnya kami sampai di Wonosobo. Aku dan Azizah mencari mushola untuk sholat ashar dan sekalian jamak sholat dhuhur. Waktu sudah menjukkan pukul 04:00 sore, kami melanjutkan perjalanan. Kami bertanya kepada warga sekitar arah ke Dieng, seorang lelaki paruh baya memberhentikan bus untuk kami. “Ini bus ke Dieng mbak” ucapnya. Setelah berterima kasih kami masuk kedalam bus yang akan mengantarkan kami ke tempat tujuan kami. Harga tiket bus dari Wonosobo ke Dieng hanya 12.000 per orang.
Sekitar kurang lebih satu jam kami sampai di Dieng, terdapat tulisan besar dipertigaan Dieng, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di Masjid. Lalu kami menuju desa Sembungan dengan menaiki ojek, biaya ojek dari Dieng ke desan Sembungan adalah 15.000 rupiah. Disana kami membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000 perorang. Setelah tiba di desa Sembungan kami memutuskan untuk makan malam dan menginap disana.
Keesokan harinya tepat pukul 04:00 aku dan Azizah bersiap-siap mengemasi barang-barang kami. Setelah sholat subuh kami berjalan menuju parkiran bukit Sikunir, dari parkiran kita berjalan sekitar 20 menitan menuju puncak Sikunir. Senin 25 Mei 2015 pukul 05:00 pagi kami sampai diatas bukit Sikunir, kami bertemu beberapa teman Backpacker dari Banjar.
Aku merentangkan tangan membiarkan udara dingin menerpa tubuhku, menikmati sejuknya udara tanpa polusi, membiarkannya masuk melalui hidung menuju paru-paru.
Menyaksikan indahnya Sindoro dari kejauhan. This what I call happiness.
Setelah puas menikmati Sunrise yang agak tertutup mendung kami menuruni bukit menuju Batu Pandang. Katanya dari sana kita bias menikmati telaga warna dan pengilon dari atas. Kami pun diantar oleh warga desa Sembungan ke bukit Batu Pandang. Pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000.
Duduk diatas bebatuan menikmati pemandangan indah yang tersaji didepan mata, this is happiness. Hari ini aku menyaksikan secuil keindahan alam Indonesia, waktu terus berjalan, bumi terus berputar, hari terus berganti semoga Indonesiaku akan tetap indah seperti ini.
Cukup sekian catatan perjalanku di Dieng.